(09 Januari 2011)
Pukul 22.15
Di setiap dentingan malam, aku menunggu
Kerlap-kerlip cahaya yang berpijar dalam hatiku
Sedetik, semenit, sejam, sehari, tak jua datang
Meski tahu, penantianku hanya asa yang tak akan kunjung
Namun, aku tetap saja menunggu, menanti kerlipanmu
Aku percaya Allah pasti memberikan yang terbaik untukku
Tapi . . . Aku tak bisa menahan degupan-degupan ini
Resah di hati. . . Gelisah yang menggebu-gebu dalam kepalaku
Akankah engkau datang? Berdiri di hadapanku dengan segenap ragamu
Memamerkan sosokmu yang tangguh, serta senyummu yang istimewa
Belaian lembut tanganmu, suaramu yang khas dan terkadang
Membuatku spot jantung secara tidak teratur, akankah?
Memang tidak mungkin untukmu hadir di hadapanku, aku mengerti
Kita sudah berbeda, kita sudah terpisah oleh tiang-tiang yang kokoh
Namun, entah mengapa rasa ini masih saja tersimpan rapi
Dalam hatiku, meski ku mencoba menghapusnya, tak akan bisa
Dan aku juga tak bisa menghilangkanmu dari memoriku
Sekalipun engkau menyakitiku dengan pisau-pisaumu itu
Aku akan tetap bertahan dan berusaha tegar
Menahan perih yang ku rasa, dan mencari obatnya
Karena, yang ku tahu, cinta itu indah
Dan akan membawa kebahagiaan sampai saatnya tiba. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar