5 09 2014 05 22
Hati berdesir, entah kenapa,
setiap kali berucap, ya ada rasa yang menyusup, menggelitik di sini
Kehadiran yang begitu
tiba-tiba, setelah menghilang, sebenarnya ada apa gerangan?
Percaya atau tidak, apa rasa
itu masih ada? Kenangan itu masih melekat?
Di saat sedang mencoba untuk beralih pada sosok yang lain, sosokmu hadir lagi
Di saat sedang mencoba untuk beralih pada sosok yang lain, sosokmu hadir lagi
Memaksa otak memutar lagi
kenangan, seperti film yang tak pernah bosan ditonton
Tak dipungkiri, rindu mulai
datang, wajah yang tak asing segera terbayang
Tapi ketika hati ini ragu,
raga tak mungkin bersua, seperti ada penghalang
Jika hati ini bisa
dipastikan, akankah bersatu lagi seperti dulu?
Trauma masih begitu terasa, takut akan tersakiti, takut untuk percaya pada orang yang salah
Trauma masih begitu terasa, takut akan tersakiti, takut untuk percaya pada orang yang salah
Takut jatuh pada lubang yang
sama, lubang yang mengubur kesalahan masa lalu
Ketika hampir menemukan
sosok yang dapat mengganti, tapi dia pun tak dapat diharapkan
Setidaknya bisa membuat
nyaman dan tidak ada perasaan yang terungkap
Hanya sebuah jalinan
persahabatan, walau tahu, dia pun memiliki sesosok wanita lain di matanya
Haruskah aku kembali dalam
pelukanmu? Sosok yang kurindukan dalam diamku
Aku tak pandai berucap, tak
pandai pula bersandiwara, hanya mampu memendam
Lubuk hati menginginkan
hubungan yang lebih tapi juga halal, tanpa ada batasan
Tanpa ada sekat yang memisah
terlalu tinggi maupun jauh, hanya ada tali yang mengikat
Mungkin ingin ini terlalu
tinggi, tapi aku yakin ini yang diinginkan setiap orang wanita
Aku, tidak menuntut apapun,
aku hanya ingin kejujuran, jujur tentang perasaan
Bagaimana mungkin kebohongan
akan rasa terus menerus dilanjutkan
Bagaimana jika rasa itu
semakin dalam dan tak tersampaikan, akan lebih menyakitkan
Mungkin, kamu berkata, kamu
bohong jika kamu tidak rindu, jika kamu tidak sayang
Jika kamu tidak cinta,
bahkan jika kamu melupakanku, itu semua hanya bohong
Kamu bilang, akulah yang
mengajarimu apa itu cinta, dan bagaimana aku menjadi seseorang
Seseorang pertama yang
melakukan segala hal di dunia bersamamu, benarkan?
Jika aku memang seseorang
itu, bisakah aku melihat cinta yang kuajarkan padamu?
Aku bukan seorang gadis
lagi, yang dulu terlalu lugu akan cinta, terlena akan kasih sayang
Yang dulu selalu manja,
menanti dan memiliki penuh harapan bersamamu
Aku sudah beranjak menjadi
seorang wanita, yang sedikit tahu tentang makna cinta
Bukan hanya ucapan sayang,
bukan hanya tingkah laku, tapi juga tanggung jawab rasa
Jika kamu benar akan hal
ini, jangan hanya ucapkan, tapi buktikan dengan sikapmu
Bukan hanya padaku, tapi
pada kedua orangtuaku jika kamu sudah siap dengan semuanya
Tak perlu terburu,
persiapkan dengan matang, aku akan menunggu jika itu perlu
Jadi, aku hanya perlu
kejelasan akan kebenaran yang kau utarakan
Akankah kau yakin aku adalah
rumah yang kau tuju, rumah singgahmu? :’)
Jika masih saja kejelasan
itu buram, tak tercapai, relakanlah aku menjadi rumah untuk yang lain
Bukan karena apa, tapi jika
memang takdir berkata demikian, aku pun harus ikhlas
Tabiat lelaki dan wanita
memang berbeda, lelaki condong pada mengembara
Tak ada lelaki yang tak
inginkan wanita yang baik untuk ibu dari anaknya kelak
Begitu pula wanita, hanya
menginginkan lelaki baik untuk menjadi ayah dan imamnya
Seperti telah disebut pada
Surat An Nur 26 bukan? Lelaki baik untuk wanita baik, begitu sebaliknya
Jika engkau masih menanyakan
tentang rasa, tentu saja rasa itu ada, tapi masih tersimpan rapi
Hanya saja waktu yang mampu
membuka, akankah rasa itu kembali padamu atau tidak?
Sementara itu, biarkan rasa
ini mengalir apa adanya, seperti kakak yang melindungi adik
Tak ada salahnya bukan? Toh
kita belum terikat pada sesuatu yang tidak membebaskan kita
Aku tak melarangmu untuk
bertemu, tentu saja aku rindu bertemu, datanglah
Tapi, lakukan hal sewajarnya
saja, tidak perlu menuntut hal lain selain bertemu
Nilailah pertemuan ini
sebagai silaturahmi untuk perkenalan kembali, antara dirimu dan aku
Kita memang sudah kenal
hampir 6 tahun, tapi tak ada salahnya jika dimulai dari awal bukan ? :’)
teruntuk kamu yang telah
jujur
teruntuk aku yang masih
takut
di sudut tempat dengan
sebuah jarak
semoga kita segera bertemu
tanpa ada jarak yang
menyekat